Search

Hari Jadi ke-123 Desa Gondosari Pacitan: Pelestarian Budaya Lokal dan Semangat Gotong Royong

Hari Jadi ke-123 Desa Gondosari Pacitan: Pelestarian Budaya Lokal dan Semangat Gotong Royong

Hari Jadi ke-123 Desa Gondosari Pacitan: Pelestarian Budaya Lokal dan Semangat Gotong Royong


Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Lapangan Desa Gondosari, Kecamatan Punung, Pacitan, dipenuhi semarak dan antusiasme warga pada Minggu (25/5/2025) dalam rangka peringatan Hari Jadi Desa Gondosari ke-123. Perayaan ini mengangkat tema “Pelestarian Budaya Lokal untuk Generasi Masa Depan”, yang dihadiri berbagai elemen masyarakat, tokoh adat, perangkat desa, pelaku UMKM, hingga tamu undangan dari wilayah sekitar.


Acara dipimpin langsung oleh Kepala Desa Gondosari, Nyi Mas Tumenggung F. Indah Wahyuningtyas, SE, yang memimpin rangkaian kegiatan dengan penuh khidmat. Perayaan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momentum penting untuk mengenang perjalanan panjang sejarah desa sekaligus menjaga identitas budaya yang telah diwariskan selama lebih dari satu abad.


Menghormati Sejarah dan Menguatkan Identitas Budaya

Dalam sambutannya, Kepala Desa menyampaikan rasa syukur dan kebanggaan atas usia Desa Gondosari yang telah mencapai 123 tahun. Ia menekankan bahwa perayaan ini adalah wujud komitmen seluruh warga dalam menjaga nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan cinta terhadap budaya lokal.


“Di usia ke-123 ini, Gondosari bukan hanya semakin matang, tetapi juga semakin kuat menjaga budaya. Kita ingin Gondosari dikenal bukan hanya karena sejarahnya, tapi juga karena budayanya yang hidup dan tumbuh bersama masyarakatnya,” ujar Nyi Mas Tumenggung F. Indah Wahyuningtyas, SE.


Ia juga mengajak generasi muda untuk lebih mengenal sejarah desa, terlibat aktif dalam kegiatan budaya, dan menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.



Rangkaian Kegiatan Penuh Warna

Perayaan dimulai dengan kirab budaya, di mana warga mengenakan busana adat dan membawa simbol-simbol sejarah desa. Kirab ini diikuti oleh pertunjukan kesenian daerah, Kirab Tumpeng, serta bazar produk UMKM yang memamerkan aneka kuliner, kerajinan tangan, dan produk lokal.


Bazar ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kreativitas warga, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif dengan memperkenalkan produk desa kepada pengunjung. Para pelaku UMKM mengaku mendapat banyak manfaat dari acara ini, terutama dalam memperluas jaringan pemasaran.


“Acara ini sangat membantu penjualan kami, apalagi banyak pengunjung dari luar desa. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa diadakan secara rutin,” kata Sulastri, salah satu pelaku UMKM. 

Malam Puncak dengan Kesenian Tayub

Puncak acara akan digelar pada malam hari dengan pertunjukan tayub, kesenian tradisional khas Jawa yang sarat makna simbolis. Tayub dipilih sebagai penutup acara karena mencerminkan kehangatan, kebersamaan, dan kearifan lokal yang terus dipelihara oleh masyarakat Gondosari.


Pertunjukan ini diharapkan tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukasi budaya bagi generasi muda.


Mempererat Persatuan di Tengah Kemajuan Zaman

Suasana penuh kekeluargaan dan semangat gotong royong begitu terasa sepanjang perayaan. Warga bahu-membahu mempersiapkan acara, mulai dari menghias lapangan, menyiapkan tumpeng, hingga mengatur jalannya kirab.


Perayaan Hari Jadi ke-123 ini menjadi bukti bahwa Desa Gondosari mampu mempertahankan identitasnya di tengah arus modernisasi. Tradisi dan budaya tetap dijadikan pijakan dalam pembangunan desa, sehingga kemajuan tidak mengikis nilai-nilai luhur yang telah diwariskan.


Dengan semangat budaya, persatuan, dan sejarah yang melekat erat, Desa Gondosari siap melangkah maju tanpa melupakan akar tradisinya. Perayaan ini sekaligus menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Pacitan untuk terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya lokal. (E.setyo)