Search

Peringati Hari Bhakti Adhyaksa ke-64, Kejaksaan Negeri Pacitan Tanam Ribuan Pohon Trembesi untuk Lawan Pemanasan Global



Peringati Hari Bhakti Adhyaksa ke-64, Kejaksaan Negeri Pacitan Tanam Ribuan Pohon Trembesi untuk Lawan Pemanasan Global

PACITANLidikinvestigasi.com
Kepedulian terhadap isu pemanasan global terus digaungkan oleh berbagai pihak. Salah satunya datang dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Pacitan yang menggelar aksi tanam pohon trembesi secara serentak dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-64 tahun 2024. Kegiatan bertema penghijauan ini dipusatkan di Desa Sambong, Kecamatan Pacitan, dan dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.

Kegiatan ini mencakup penanaman 3.000 bibit pohon trembesi, yang disebar secara merata. Sebanyak 1.000 bibit ditanam di 12 kecamatan se-Kabupaten Pacitan, sedangkan 2.000 bibit lainnya ditanam di 25 desa di wilayah Kecamatan Pacitan.

Aksi penanaman pohon ini mendapat dukungan penuh dari Forkopimda dan masyarakat. Hadir dalam kegiatan ini:

  • Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji

  • Wakil Bupati

  • Sekretaris Daerah (Sekda)

  • Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

  • Para kepala desa dan lurah

  • Pemuda dan elemen masyarakat setempat

Kehadiran jajaran pejabat daerah dan masyarakat menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai bentuk tanggung jawab antargenerasi.

Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan, Eri Yudianto, menjelaskan bahwa kegiatan penanaman pohon ini bukan sekadar simbolis, namun merupakan bentuk kontribusi nyata Kejari terhadap pelestarian lingkungan.

"Walaupun sedikit, apa yang kita lakukan ini adalah bentuk kontribusi kami kepada masyarakat, di luar tugas pokok sebagai penegak hukum. Ini wujud komitmen terhadap masa depan lingkungan," ujar Eri Yudianto.

Pemilihan pohon trembesi sebagai tanaman utama bukan tanpa alasan. Trembesi dikenal sebagai penghasil oksigen tinggi, memiliki akar yang kuat, dan berfungsi sebagai penyimpan cadangan air — sangat relevan dengan kondisi geografis Pacitan yang kerap mengalami kekeringan saat musim kemarau.

Dalam sambutannya, Bupati Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) mengapresiasi aksi tanam pohon ini dan berharap kegiatan ini tidak hanya bersifat seremonial.

"Kegiatan ini sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Tolong ditandur sing tenanan, besok saya cek betul," ujarnya dengan tegas.

Mas Aji juga menekankan bahwa menanam pohon adalah investasi jangka panjang, yang hasilnya mungkin tidak langsung terlihat, tetapi akan sangat dirasakan oleh generasi mendatang.

"Perubahan iklim makin nyata. Jika kita tidak melakukan sesuatu mulai sekarang, anak cucu kita yang akan menanggung akibatnya. Menanam pohon adalah langkah sederhana namun sangat bermakna," tambahnya.

Pohon Trembesi (Samanea saman), yang dikenal juga dengan nama "rain tree", merupakan tanaman yang sangat ideal untuk penghijauan di daerah tropis. Selain cepat tumbuh dan rindang, pohon ini juga mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar dan meningkatkan kualitas udara secara signifikan.

Karena itulah, trembesi dipilih sebagai simbol komitmen jangka panjang terhadap pelestarian lingkungan hidup di wilayah Pacitan yang kerap mengalami kekeringan dan perubahan iklim ekstrem.

Aksi ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk melakukan gerakan penghijauan secara mandiri, baik di lingkungan rumah, sekolah, perkantoran, maupun lahan-lahan kosong yang tidak produktif.

Dengan kolaborasi semua pihak — pemerintah, aparat hukum, masyarakat, dan generasi muda — Pacitan diharapkan bisa menjadi contoh daerah yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga ramah terhadap alam dan masa depan bumi. (E.setyo