Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Meski bagi sebagian orang yang mengonsumsi ikan terasa lezat , namun bagi sebagian lainnya, khususnya anak-anak balita, hal ini justru menjadi tantangan tersendiri. Rasa amis dan keberadaan duri-duri kecil sering menjadi alasan orang tua enggan memberikan lauk ikan kepada anak mereka.
Padahal, dibalik kesan tersebut, ikan memiliki kandungan gizi yang sangat luar biasa . Selain mudah diolah menjadi berbagai jenis masakan, ikan juga merupakan sumber protein berkualitas tinggi dan kaya akan omega 3 , nutrisi yang sangat penting untuk perkembangan otak dan pertumbuhan, terutama bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita .
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji , saat membuka acara Gemarikan (Gerakan Masyarakat Makan Ikan) di Desa Jetis Lor, Kecamatan Nawangan, Rabu (24/07), menekankan pentingnya pembiasaan makan ikan sejak dini.
“Kathah masyarakat yang mungkin tidak suka makan ikan karena rasanya yang amis dan sebagainya. Itu karena tidak dikenalkan sejak dini,” ujarnya.
Menurut Bupati, memperkenalkan ikan pada anak-anak sebaiknya dimulai sejak usia dini, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Apalagi MPASI yang baik untuk bayi adalah yang berbahan baku ikan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan mudah dicerna tubuh.
Data dari Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan mencatat, tingkat konsumsi ikan masyarakat pada tahun 2023 mencapai 42,87 kilogram per kapita per tahun . Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebesar 36,41 kilogram per kapita per tahun . Peningkatan ini menjadi indikasi positif, namun Bupati berharap angka tersebut dapat terus meningkat agar masyarakat semakin sehat.
Senada dengan Bupati, Ketua Forum Ikan Pacitan, Efi Indrata Nur Bayuaji , menambahkan bahwa konsumsi protein, khususnya dari ikan, memiliki peran penting dalam mencegah masalah gizi buruk dan stunting.
“Konsumsi protein sebanyak itu baik sekali dan MPASI pertama yang baik itu ikan karena kaya protein dan mudah dicerna bayi,” tuturnya.
Program Gemarikan 2024 di Pacitan dilaksanakan di tiga kecamatan, yaitu Kebonagung, Nawangan, dan Tegalombo , dengan sasaran utama ibu hamil dan menyusui . Selain mendapatkan sosialisasi manfaat makan ikan, para peserta juga mendapatkan pelatihan pengolahan makanan berbahan ikan agar yang lebih variatif dan menggugah selera.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para ibu dapat mengolah ikan menjadi menu yang menarik bagi anak-anak, sehingga rasa amis yang sering menjadi alasan penolakan dapat diatasi. Menu seperti nugget ikan, bakso ikan, sup ikan, hingga pepes ikan, menjadi pilihan sehat sekaligus lezat untuk dikonsumsi sehari-hari.
Bupati juga menegaskan bahwa mengonsumsi ikan bukan hanya soal rasa , tetapi juga bagian dari investasi kesehatan jangka panjang. Protein hewani dari ikan membantu pertumbuhan sel tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, dan yang terpenting, mencegah risiko stunting pada anak.
Melalui Gemarikan, pemerintah daerah ingin mengubah persepsi masyarakat bahwa ikan adalah makanan yang mudah, murah, bergizi, dan bisa diolah menjadi berbagai sajian modern maupun tradisional.
“Ayo makan ikan, cegah stunting, dan wujudkan generasi Pacitan yang sehat dan cerdas,” ajak Bupati menutup acara.
(E.setyo)