Salah satu bentuk implementasi nyata program ini adalah dengan menyasar dunia pendidikan. SMKN Pringkuku menjadi salah satu institusi yang mendapat kesempatan untuk mengikuti program bertajuk "Cek Kesehatan Gratis untuk Anak Sekolah". Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 4 September 2025 ini diikuti dengan antusias oleh seluruh keluarga besar sekolah, termasuk semua siswa-siswi dari kelas X, XI, dan XII tanpa terkecuali.
Kepala SMKN Pringkuku, Dra. Surtini, M.MPd., menyambut hangat program ini. Dalam pernyataannya pada Selasa, 2 September 2025, ia mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus kepada Dinkes Pacitan. "Hal positif sekali kegiatan semacam ini. Selain para siswa dan keluarga besar SMKN Pringkuku tahu dan paham tentang kesehatan diri, mereka juga akan mengerti langkah pencegahan apa yang harus diambil setelah mengetahui kondisi masing-masing," ujarnya. Sebelumnya, tes kebugaran jasmani telah lebih dulu dilaksanakan pada 25-26 Agustus 2025, menyempurnakan rangkaian pemeriksaan.
Apa saja yang diperiksa dalam program skrining kesehatan ini? Tidak hanya pemeriksaan kesehatan umum seperti tekanan darah, gula darah, dan kolesterol, kegiatan yang disupport penuh oleh Faskes (Fasilitas Kesehatan) Kecamatan Pringkuku ini juga menyediakan layanan pemeriksaan rekam jantung (EKG) bagi seluruh peserta. Pemeriksaan jantung ini sangat krusial untuk mendeteksi dini berbagai potensi gangguan kardiovaskular yang mungkin tidak menunjukkan gejala jelas.
Keberadaan data EKG ini sangatlah berharga. Dr. Daru Mustikoaji, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, menekankan bahwa tujuan besarnya adalah mengumpulkan data kesehatan yang valid dan lengkap. "Selain skrining, tim kesehatan yang terdiri dari tenaga medis (nakes) dan tenaga administrasi akan memberikan layanan secara komprehensif. Data yang valid ini essential untuk mengambil langkah intervensi yang tepat jika ditemukan perkembangan suatu penyakit di masyarakat," tuturnya melalui sambungan media sosial, Selasa (2/9/2025).
Program CKG dinilai sebagai investasi kesehatan jangka panjang bagi Pacitan. Dengan menjangkau generasi muda usia sekolah, Dinkes tidak hanya memetakan kondisi kesehatan saat ini tetapi juga menanamkan kesadaran hidup sehat sedari dini. Para siswa diajak untuk menjadi agen perubahan yang memahami pentingnya pola hidup sehat, olahraga teratur, dan pengaturan pola makan.
Dampak jangka panjangnya adalah terciptanya database kesehatan masyarakat Pacitan yang menyeluruh. Data ini akan menjadi compas bagi Dinkes dalam menyusun kebijakan kesehatan daerah yang lebih terarah, efektif, dan efisien. Pada akhirnya, semua upaya ini bermuara pada satu tujuan mulia: mewujudkan masyarakat Pacitan yang sehat, produktif, dan sejahtera, sesuai dengan visi Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, untuk mensejahterakan masyarakat Pacitan. (E.setyo)