Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Kabupaten Pacitan akan genap berusia 280 tahun pada 19 Februari 2025 mendatang. Namun, rangkaian Prosesi Hari Jadi Pacitan (Hajatan) digelar lebih awal pada 17 Februari 2025. Keputusan ini diambil karena tanggal 19 Februari bertepatan dengan agenda pelantikan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih hasil Pemilu 2024.
Meski digelar lebih awal, acara tetap berlangsung dengan khidmat, penuh makna, dan sarat akan nilai budaya yang mengakar dalam sejarah Kabupaten Pacitan.
Kirab Budaya yang Memukau
Acara dimulai dengan kirab budaya yang dipimpin langsung oleh Bupati Pacitan, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Indrata Nur Bayuaji Reksonegoro, bersama sang istri, Efi Suraningsih Indrata Nur Bayuaji. Rombongan kirab bergerak dari Rumah Dinas Bupati menuju Pendopo Agung Mas Tumenggung Djogokarjo.
Kirab ini diiringi oleh abdi dalem, para pejabat daerah, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta kelompok seni tradisional yang mempersembahkan alunan gending Jawa. Kehadiran musik tradisional ini menciptakan suasana sakral yang berpadu dengan kehangatan.
Sentuhan Budaya dalam Setiap Detail
Seluruh tamu undangan yang hadir mengenakan busana adat Jawa, menambah keanggunan prosesi. Sebagai pembuka, Tari Sekar Pace dibawakan dengan anggun oleh para penari daerah. Tarian ini menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu kehormatan sekaligus menjadi simbol penyambutan yang hangat dan penuh rasa hormat.
Dalam sambutannya, Bupati Indrata Nur Bayuaji menegaskan makna tema hari jadi kali ini,
“Pengetan ambal warsa kaping 280 kanthi asesanti Pacitan Sumandhang Nugraha, ingkang ngemu sasmita Pacitan penuh berkah.”
Pernyataan tersebut menjadi doa dan harapan agar Pacitan senantiasa dilimpahi berkah dan keberkahan di segala bidang.
Kehadiran Tokoh dan Pejabat Penting
Acara istimewa ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Madiun, para bupati dari kabupaten tetangga, mantan bupati Pacitan, mantan sekretaris daerah, dan tokoh masyarakat.
Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan moral dan apresiasi terhadap perjalanan panjang Kabupaten Pacitan selama hampir tiga abad.
Puncak Prosesi dan Makna Panji Kabupaten
Menjelang akhir acara, ditampilkan Tari Pacitan Sumandhang Nugraha, sebuah tarian daerah yang sarat akan filosofi perjuangan dan semangat kebersamaan. Setelah itu, dilakukan prosesi penyerahan Panji Kabupaten Pacitan dari Bupati kepada Sekretaris Daerah Pacitan.
Panji tersebut akan dikirab mengelilingi 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan, sebagai simbol penyatuan dan penguatan identitas daerah. Tradisi ini sekaligus menjadi bentuk penghormatan kepada sejarah dan perjuangan para pendahulu.
Harapan untuk Pacitan ke Depan
Dengan usia yang semakin matang, Kabupaten Pacitan diharapkan mampu mempertahankan warisan budaya sekaligus terus berkembang dalam bidang ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan kesejahteraan masyarakat.
Bupati menutup sambutannya dengan ajakan untuk terus menjaga persatuan dan optimisme,
“Mari kita bersama-sama melangkah menuju Pacitan yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera, dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya yang kita miliki.” (E.setyo)