Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Ju-Jitsu Piala Kajati Jatim 2025 resmi digelar di GOR Pacitan, Jawa Timur, pada 13–15 Februari 2025. Event bergengsi ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi ke-280 Kabupaten Pacitan, sekaligus ajang pembuktian kualitas atlet Ju-Jitsu Indonesia di tingkat nasional.
Kejurnas dibuka langsung oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Prof. Dr. Mia Amiati, S.H., dengan diikuti 225 atlet dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Kompetisi ini mempertandingkan berbagai nomor, mulai dari Newaza putra-putri, Contact, Fighting System, Duo Show System, hingga test event untuk kategori pemula atau junior U-14 tahun. Sesuai regulasi, setiap peserta hanya diperbolehkan mengikuti dua nomor pertandingan, yakni Newaza dan Fighting.
Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, menyampaikan rasa bangganya atas terpilihnya Pacitan sebagai tuan rumah. Ia berharap penyelenggaraan kejuaraan ini bisa menjadi agenda rutin di tahun-tahun mendatang.
"Selain menjaring bibit-bibit muda berbakat, event ini juga berpotensi meningkatkan promosi pariwisata Pacitan," ujarnya.
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Mia Amiati, menjelaskan bahwa penunjukan Pacitan sebagai tuan rumah berawal dari inisiatif Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan. Menurutnya, Pacitan dinilai paling siap dari segi fasilitas, dukungan pemerintah, dan antusiasme masyarakat.
"Terima kasih atas dukungan dari pemerintah daerah hingga pusat. Ini adalah langkah penting dalam membangun generasi muda yang sehat dan berprestasi," kata Mia.
Acara pembukaan Kejurnas ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, di antaranya Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman, Ketua KONI Jatim, pengurus PBJI, Forkopimda Pacitan, serta para Kepala Kejaksaan Negeri se-Jawa Timur. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan tingginya perhatian terhadap perkembangan olahraga Ju-Jitsu di Indonesia.
Selain menjadi ajang perebutan gelar juara, Kejurnas Ju-Jitsu Piala Kajati Jatim 2025 di Pacitan juga menjadi momentum penting untuk memperkuat persatuan antar atlet, pelatih, dan daerah. Pacitan tidak hanya menjadi pusat perhatian dunia olahraga, tetapi juga berhasil memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan potensi wisata dan budaya lokal kepada tamu dari berbagai daerah. (E.setyo)