Search

Festival Ronthek Pacitan 2024 Malam Kedua: Pesona Budaya Lokal yang Mendunia

Penampilan memukau grup rontek di malam kedua Festival Ronthek Pacitan 2024.

Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Malam kedua gelaran Festival Ronthek Pacitan (FRP) 2024 menarik perhatian ribuan penonton. Acara yang digelar di pusat kota ini menampilkan enam penaampil terbaik dari perwakilan kecamatan dan sekolah, yang masing-masing unjuk kebolehan dalam seni musik rontek khas Pacitan. Acara ini merupakan bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempromosikan potensi budaya dan pariwisata daerah.

Sejak sore, masyarakat sudah mulai memadati kawasan pertunjukan. Kursi penonton dan tribun terisi penuh, sementara area terbuka juga membuat warga antusias. Sorak sorai dan tepuk tangan menggema setiap kali grup rontek tampil membawakan aransemen musik bambu yang unik.

Tidak hanya menarik minat warga lokal, FRP 2024 juga berhasil menyedot perhatian wisatawan dari luar negeri. Salah satunya adalah Dave, pria asal Oregon, Amerika Serikat, yang sengaja datang ke Pacitan untuk melihat langsung seni rontek yang sering ia dengar dari teman-temannya di Indonesia. Dari tribun undangan, Dave tampak larut dalam suasana, menikmati hentakan ritme musik dan semangat para penampil.

“Ini sangat luar biasa dan saya menikmati sekali. Akan saya ceritakan kepada teman-teman di Amerika, karena ini adalah pengalaman budaya yang sangat berkesan,” ujarnya melalui penerjemah.

Wisatawan asal Amerika Serikat, Dave, menikmati pertunjukan seni rontek dari tribun undangan


Seni rontek merupakan kesenian musik perkusi tradisional Pacitan yang menggunakan alat musik berbahan bambu, dikombinasikan dengan unsur tarian dan kostum khas. Festival ini menjadi penting untuk melestarikan sekaligus mengembangkan kesenian tersebut. Selama dua tahun terakhir, FRP berhasil masuk daftar Karisma Event Nusantara , sebuah pengakuan bahwa event ini memiliki potensi pariwisata kelas nasional bahkan internasional.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan menyatakan, FRP bukan sekadar hiburan, tetapi juga media promosi budaya. “Melalui festival ini, kami ingin mengangkat potensi seni rontek agar semakin dikenal, sekaligus mendorong tumbuhnya industri masyarakat kreatif lokal. Harapannya, dampak ekonomi juga dapat dirasakan langsung oleh,” jelasnya.

Enam grup rontek tampil bergantian di Festival Ronthek Pacitan 2024 malam kedua.

Malam kedua FRP 2024 dibuka dengan penampilan seni calung kontemporer dari Banyumas yang memberi nuansa segar bagi penonton. Setelah itu, enam grup rontek tampil secara bergantian, di antaranya:

  1. Rontek MKKS SMKN Pacitan – menampilkan perpaduan musik tradisional dan modern yang energik.

  2. Rontek Selendang Sutra Ungu dari SMP se-eks Kawedanan Lorok – memukau dengan kostum warna ungu dan koreografi kompak.

  3. Rontek Tengoro Bumi Kecamatan Ngadirojo – menyuguhkan aransemen musik penuh semangat.

  4. Rontek Laskar Tawangalun Kecamatan Donorojo – menonjolkan permainan perkusi cepat dan dinamis.

  5. Rontek Gundala Sasra Kecamatan Kebonagung – memikat penonton dengan variasi alat musik bambu.

  6. Rontek Serdadu Tirto Sembada Kecamatan Arjosari – menutup malam dengan performa penuh kekuatan dan harmonisasi.

Sorotan lampu panggung, kostum warna-warni, dan irama musik khas membuat penonton bertahan hingga akhir acara. Para peserta tidak hanya menampilkan keterampilan bermusik, tetapi juga menghidupkan suasana dengan yel-yel dan interaksi dengan penonton.

FRP tidak hanya berdampak pada pelestarian budaya, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi pelaku usaha lokal. Selama festival berlangsung, banyak pedagang makanan, minuman, dan suvenir yang kebanjiran pembeli. Hotel dan penginapan di Pacitan juga mengalami peningkatan okupansi.

Menurut data sementara dari panitia, jumlah penonton FRP tahun ini meningkat sekitar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadi indikator positif bahwa festival budaya memiliki daya tarik besar bagi wisatawan.

Pemerintah Kabupaten Pacitan berkomitmen menjadikan FRP sebagai agenda tahunan yang semakin berkualitas. Dengan dukungan berbagai pihak, baik instansi pemerintah maupun masyarakat, diharapkan festival ini terus berkembang dan menjadi ikon budaya Pacitan yang dikenal luas.

“Dengan kemasan yang semakin profesional dan promosi yang masif, kami optimis FRP akan menjadi magnet wisata budaya yang tidak hanya menghibur, tapi juga mempererat persaudaraan dan mengangkat nama Pacitan di kancah internasional,” kata salah satu panitia pelaksana. (E.setyo)