Search

Bau Sampah Menyengat di Pasar Gerdon, DLH Pacitan Akui Over Kapasitas Kontainer

 

Sampah menumpuk di kontainer sampah Pasar Gerdon, Pacitan, disebabkan over kapasitas dan lambatnya pengangkutan.

Bau Sampah Menyengat di Pasar Gerdon, DLH Pacitan Akui Over Kapasitas Kontainer

Pacitan, Lidikinvestigasi.com – Bau menyengat tercium hampir setiap hari di kawasan Pasar Gerdon, Kelurahan Pucangsewu, Kecamatan Pacitan. Tumpukan sampah yang menggunung di sekitar kontainer sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pacitan menjadi sumber utama keluhan warga dan pengguna jalan yang melintas.

Jenis sampah yang dibuang pun beragam, mulai dari limbah rumah tangga, sampah pasar, hingga limbah berukuran besar. Bahkan, beberapa laporan warga menyebutkan adanya bangkai hewan yang ikut dibuang di lokasi tersebut.

Musim Hujan Perparah Bau Tak Sedap

Masalah ini makin terasa serius memasuki musim penghujan. Air hujan yang meresap ke dalam tumpukan sampah mempercepat proses pembusukan dan memicu polusi udara dalam bentuk gas berbau busuk yang sangat mengganggu.

Meskipun pengangkutan sampah dilakukan setiap hari, volume sampah di titik tersebut terus melebihi kapasitas kontainer yang tersedia. Hal inilah yang menyebabkan tumpukan seolah tak pernah habis.

Sekretaris DLH Pacitan, M. Muslih, ST, MT menjelaskan kondisi pengelolaan sampah di Kelurahan Pucangsewu.

DLH Pacitan Respons Keluhan Warga

Menanggapi hal ini, Sekretaris DLH Pacitan, M. Muslih, ST, MT, menjelaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam dan terus berupaya memperbaiki sistem layanan sampah, termasuk menanggapi keluhan masyarakat secara langsung.

“Keberadaan kontainer sampah di lokasi Gerdon memang tanggung jawab kami. Tapi kami juga terus menghimbau warga agar menjaga kebersihan, termasuk memilah jenis sampah yang dibuang,” ujar Muslih kepada wartawan Lidikinvestigasi, Rabu (31/01/2024).

Menurutnya, salah satu faktor yang memperparah kondisi adalah karena pengguna kontainer tidak hanya warga Pucangsewu, melainkan juga dari wilayah lain di sekitarnya. Akibatnya, kapasitas kontainer menjadi tidak seimbang dengan volume sampah yang masuk.

“Volume sampah yang tertampung di sana tidak sesuai kapasitas tempat yang tersedia. Kami akan cek ulang apakah perlu ada penambahan kontainer atau penyesuaian sistem pengangkutan,” tambahnya.

Warga terganggu bau busuk yang berasal dari penumpukan sampah di sekitar pasar Gerdon.

Menunggu Integrasi dengan Program “Kelurahan Bisa”

DLH juga menyatakan tengah berkoordinasi dengan Kelurahan Pucangsewu yang kini sedang menggencarkan program “Kelurahan Bisa”, yakni upaya pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat.

“Kami sedang menunggu sinkronisasi agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan antara DLH dan kelurahan. Kami harap program Kelurahan Bisa bisa membantu mengurangi beban di titik-titik rawan sampah,” jelas Muslih.

DLH juga mengakui bahwa dalam perhitungan awal, penyediaan kontainer sudah dirancang secara proporsional. Namun dalam praktiknya, fluktuasi jumlah sampah dan minimnya kesadaran memilah sampah membuat terjadi overload atau kelebihan kapasitas.

“Kami akan evaluasi ulang kapasitas dan frekuensi pengangkutan sampah di wilayah-wilayah padat. Koordinasi dengan kelurahan dan masyarakat sangat dibutuhkan,” pungkasnya.

Penulis: E. Setyo
Editor: Redaksi Lidikinvestigasi